Tidak Ada Dalilnya Bukan berarti Larangan Untuk Dikerjakan

Ada beberapa pengikut dari golongan yang gembar-gembor menyuarakan kembali kepada al-Qur'an dan sunnah (dengan pemahaman mereka sendiri) yang bangga bertaklid buta kepada para ustadznya, diantara mereka ada yang bertaklid kepada ustadz Abdul Qodir Jawwas (salah satu ustadz pemuka dari golongan yang gembar-gembor menyuarakan kembali kepada al-Qur'an dan sunnah di indonesia): beliau pada salah satu ceramahnya mengatakan : amalan itu dipertanyakan "ada gak dalilnya? bukan malah dibalik. mana larangannya?"

Dari persoalan tersebut maka Ajengan Google selaku website informasi akan memaparkan hal ini. wajib menyampaikan sanggahan pertanyaannya tentang dalil amalan-amalah yang dilakukan atas dasar bid'ah yang menurut pandangan ulama kami diantaranya Al-Hafidz as-Suyuti, Ibnu Hajar, Imam Nawawi yang semua beliau hafal al-Qur'an dan 10.000 isi hadis serta sanadnya, dan semua mereka adalah berpandangan bahwa bid'ah hasanah itu memang boleh dilakukan. Dan kami di sini bukan sekedar taklid kepada mereka.


Jika kelompok dari golongan yang gembar-gembor menyuarakan kembali kepada al-Qur'an dan sunnah serta para ustadz dan syekhnya menanyakan dalilnya maka kami akan menjawabnya


Di dalam kitab An-nihaayatu fil-ghoriibil-aatsaar disebutkan

ومن هذا النوع قولُ عمر رضي اللّه عنه : نِعْمَت البدعة هذه . لمَّا كانت من أفعال الخير وداخلة في حيز المدح سماها بدعة ومدَحها لأن النبي صلى اللّه عليه وسلم لم يَسَنَّها لهم وإنما صلاّها لَياليَ ثم تَركَها ولم يحافظ عليها ولا جَمع الناسَ لها ولا كانت في زمن أبي بكر

"wa min haadzan-nau'i qaulu umara radiyallaahu anhu : ni'matil-bid'atu haadzihii. lamma kaanat min af'aalil-khairi wa daakhilatun fii hayyizil-madhi sammaaha bid'atan wa madahahaa li annan-nabiyya sallallaahu alaihi wa sallama lam yasannahaa lahum wa innaha sollaahaa layaaliya tsumma tarokahaa wa lam yuhaafidz alaihaa wa jama'an-naasa lahaa wa laa kaanat fii zamani abii bakrin"

Artinya : dan di bagian ini, perkataan Umar bin Khottob : sebaik bid'ah adalah ini. tatkala adanya perbuatan-perbuatan dari kebaikan dan termasuk pada area pujian, Umar bin Khottob menamakannya bid'ah dan beliau memujinya, karena sesungguhnya nabi tidak mensunnahkan/mencontohkan kepada sahabat (sholat malam) hanya saja nabi sholat di beberapa malam kemudian beliau meninggalkannya, nabi tidak merutinkannya, nabi tidak mengumpulkan manusia untuk sholat malam, dan hal tersebut juga tidak dilakukan di zaman Abu Bakar


وإنما عمر رضي اللّه عنه جمع الناس عليها ونَدَبهم إليها فبهذا سمّاها بدعة وهي على الحقيقة سُنَّة لقوله صلى اللّه عليه وسلم 
[ عليكم بسُنَّتي وسنَّة الخلفاء الراشِدين من بعْدي ]

"wa innama umaru radiyallaahu anhu jama'an-naasa alaiha wa nadabahum ilaiha fa bi haadzaa sammaahaa bid'atan wa hiya alal-haqiiqoti sunnatun li qaulihii sallallaahu alaihi wa sallama [alaikum bi sunnatii wa sunnatil-khulafaa'ir-rosyidiina min ba'dii]"

Artinya : bahwasanya Umar bin Khottob mengumpulkan manusia kepadanya dan mengajak manusia untuk melakukannya (terawih berjamaah) dan dengan ini Umar mengatakan : bid'ah dan pada hakikatnya adalah sunnah karena sabda nabi [berpeganglah dengan sunnahku dan sunnah khulafaa'ir-rosyidiin setelahku]


وقوله [ اقتدُوا باللذين من بعدي أبي بكر وعمر ] وعَلَى هذا التأويل يُحمل الحديث الآخر [ كل مُحْدَثة بدعةٌ ] إنما يريد ما خالف أصول الشريعة ولم يوافق السُّنَّة . وأكثر ما يُستعمل المبْتدَع عُرفا في الذمّ

"wa qauluhuu [iqtaduu bil-ladziina min ba'dii abii bakrin wa umaro] wa alaa haadzat-ta'wiili yuhmalul-hadiitsul-aakhoru [kullu muhdatsatin bid'atun] innamaa yuriidu maa khoolafa ushuulas-syarii'ati wa lam yuwaafiqis-sunnatu. Wa aktsaru maa yusta'malul-mubtada'a urfan fidz-dzammi"

Artinya : Dan juga sabda nabi [ikutilah orang-orang setelahku yaitu Abu Bakar dan Umar] dan takwil ini mengandung pahaman di hadits yang lain [setiap yang baru adalah bid'ah] dah maksudnya adalah perbuatan yang menyalahi dasar-dasar syariat dan tidak sesuai dengan sunnah. Dan pemakaian perbuatan bid'ah ini kebanyakannya pandangan para ulama hanya diperuntukkan kepada bid'ah yang dicela saja

Referensi kitab syarah hadist yang bernama : An-nihaayatu fil-ghoriibil-aatsaar jilid 1 hal 267
Disqus Comments