Hukum Memakan Hewan Amfibi(Hidup Di Dua Alam) Menurut Ulama Madzhab

Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. (definisi diambil dari wikipedia)

Lalu Bagaimana hukum memakan hewan amfibi?

Dini saya akan kemukakan pendapat para ulama' Madzhab tentang hukum memakan hewan amfibi sekaligus saya kemukakan refrensinya

Inti dari permasalahan ini sangat pelik, dalam permasalahan ini terjadi perbedaan pendapat antara ulama antar madzhab.

Ditarik Benang merah dari hukum memakan hewan amfibi, jumhur ulama (mayoritas ulama) mengatakan haram makan hewan amfibi, yaitu hewan amfibi yang namanya kodok dan buaya

akan tetapi, kalau makan hewan amfibi yang lainnya, maka voting-nya relatif seimbang. Berikut isinya

وهو الذي يعيش في البر والماء معاً، كالضفدع والسلحفاة والسرطان، والحية والتمساح وكلب الماء ونحوها. وفيه آراء ثلاثة

"wa huwal-ladzii ya'isyu fil-barri wal-maa'i ma'an.. kad-difdi'i was-sulahfaati was-sarotooni wal-hayyati wat-timsaahi wa kalbil-maa'i wa nahwihaa wafiihi aroo'u tsalaatsatin"

Artinya : hewan yang dapat hidup di laut (air) dan di darat seperti kodok, kura-kura, kepiting, ular, biawak, buaya, berang-berang, dan semisalnya, ada 3 pendapat ulama


1 - قال الحنفية والشافعية : لا يحل أكلها؛ لأنها من الخبائث، وللسمية في الحية، ولأن «النبي صلّى الله عليه وسلم نهى عن قتل الضفدع» ولو حل أكله، لم ينه عن قتله.

"qoolal-hanaafiyyatu wasy-syaafi'iyyatu : la yahillu akluhaa, li annahaa minal-khobaa'itsi wa lis-summiyyati fil-hayyati,, wa li annan-nabiyya sallallaahu alaihi wa sallam nahaa an qotlid-difdi'i wa lau halla akluhuu lam yanha an qotlihii"

Artinya : Ulama dari Hanafiyah dan Syafi'iyah berpendapat : tidak halal (haram) memakan hewan yang dapat hidup di laut (air) dan di darat, karena mereka termasuk hewan yang kotor dan terdapat racun pada ular, sesungguhnya nabi melarang dari membunuh kodok. Jika seandainya halal memakannya tentu nabi tidak akan melarang dari membunuhnya


2 - وقال المالكية : يباح أكل الضفادع والحشرات والسرطانات والسلحفاة، إذ لم يرد نص في تحريمها. وتحريم الخبائث: هو ما نص عليه الشرع، فلا يحرم ما تستخبثه النفوس مما لم يرد فيه نص.

"wa qoolal-maalikiyyatu : yubaahu aklud-dofaadi'i wal-hasyarooti was-sarotoonaati was-sulahfaati idz lam yarid nassun fii tahriimihaa. Wa tahriimul khobaa'itsi : huwa maa nasso alaihis-syaari'u falaa yahrumu maa tastakhbitsuhun-nufuusu mimmaa lam yarid fiihi nassun"

Artinya :Ulama dari Malikiyah mengatakan : dibolehkan memakan kodok, serangga, kepiting dan kura-kura, karena tidak dijelaskan secara literatur di dalam nash tentang keharamannya, pengharaman sesuatu yang kotor ialah yang ada di teks syariat, maka tidak haram sesuatu yang di anggap orang kotor jika tidak disebutkan oleh nash.


3 -  وفصل الحنابلة فقالوا : كل ما يعيش في البر من دواب البحر، لا يحل بغير ذكاة كطير الماء، والسلحفاة، وكلب الماء، إلا مالا دم فيه كالسرطان، فإنه يباح في رأي أحمد بغير ذكاة؛ لأنه حيوان بحري يعيش في البر، وليس له دم سائل، فلاحاجة إلى ذبحه، خلافاً لما له دم، لا يباح بغير ذبح. والأصح كما في شرح المقنع لابن مفلح الحنبلي (214/9): أن السرطان لا يحل إلا بالذكاة.ولا يباح أكل الضفدع؛ لأن النبي صلّى الله عليه وسلم ـ فيما رواه النسائي ـ نهى عن قتله، فيدل ذلك على تحريمه.كما لا يباح أكل التمساح.

wa fassolal-hanaabilatu fa qooluu : kullu maa ya'iisyu fil barri min dawaabbil-bahri, laa yahillu bi gairi dzakaatin ka tairil maa'i was-sulahfaati wa kalbil maa'i illaa maa laa dama fiihi kas-sarotooni, fa innahuu yubaahu fii ro'yi ahmada bi gairi dzakaatin li annahuu hawanaanun bahriyyun ya'isyu fil-barri wa laisa lahuu damun saa'ilun fa laa haajata ilaa dzibhihii. khilaafan lima lahuu damun. Laa yubaahu bi gairi dzibhin wal-asohhu kamaa fii syarhil-muqni'i libni muflihin al-hambaliyyi (214/9) annas-sarotoona laa yahillu illaa bidz-dzakaati. wa laa yubaahu aklud-difdi'i li annan-nabiyya sallallaahu alaihi wa sallama fiimaa rowaahun-nasaa'iyyu nahaa an qotlihii fa yadullu dzaalika alaa tahriimihi kamaa laa yubaahu aklut-timsahi.

Artinya : Ulama hanabilah/Hambali melakukan pemisahan kategori pada masalah ini.


  1. Kategori Pertama : setiap hewan air yg dapat hidup didarat, tidak halal dimakan tanpa disembelih seperti burung air, kura-kura dan berang-berang.
  2. Kategori Kedua : setiap hewan air yang dapat hidup didarat yang tidak mempunyai darah seperti kepiting , menurut pendapat imam hambali boleh dimakan tanpa disembelih, namun pendapat yang paling sahih dimazhabnya memakan kepiting harus disembelih
  3. Kategori Ketiga : tidak di bolehkan memakan kodok karena nabi melarang membunuh kodok dan itu menunjukkan haram dimakan sebagaimana juga tdk dibolehkannya memakan buaya
Sumber : al-fiqhul-islaamiyyu wa adillatuhuu jilid 4 hal 332
Disqus Comments