Hukum Merayakan Maulidan, Yasinan, Tahlilan, Slametan dll

Ada sebagian kalangan islam di jaman now yang gencar sekali menuduh amaliah orang islam lainnya yang tidak seide dan sependapat dipandang sebagai bid'ah. Karena bagi mereka amalan mayoritas kaum muslim di indonesia adalah sesat, seperti maulidan, yasinan, tahlilan, slametan, dll

Mengapa hal itu terjadi? hal itu dikarenakan mereka memahami kalimat kullu bid'ah seluruh

Jauh-jauh hari, sebelum adanya golongan penentang ini yang memahami kalimat kullu bid'ah bermakna seluruh,  pamahaman tersebut sudah di lawan oleh pensyarah hadis Imam Nawawi yang bertitle alhafidz dan syaikhul islam

وكل بدعة ضلالة هذا عام مخصوص والمراد غالب البدع

wa kulla bid'atin dholaalatun haadza aaammun makhsuusun wal-muroodu ghoolibul-bida'i

Artinya : "Dan setiap bid'ah adalah sesat ini adalah lafadz umum yang dikhususkan dan maksudnya adalah kebanyakan bid'ah bukan seluruhnya"

referensi kitab : Al-minhaaju syarhu shohiihil-muslim jilid 6 hal 154

Kemudian beliau menjelaskan alasan kenapa menjadi dikhususkan karena ada hadis dibawah ini

من سن في الاسلام سنة حسنة فله أجرها إلى آخره فيه الحث على الابتداء بالخيرات وسن السنن الحسنات

"man sanna fil-islaami sunnatan hasanatan falahuu ajruhaa ilaa aakhirihii fiihil-hissu alal-ibtidaa'i bil-khairooti wa sannis-sunanil-hasanaati"

Artinya : "siapa yang memulai didalam islam contoh yang baik maka untuknya pahala dan seterusnya. didalam hadis itu terdapat anjuran untuk memulai perbuatan kebaikan dan memulai contoh-contoh yang baik-baik

وفي هذا الحديث تخصيص قوله صلى الله عليه و سلم كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وأن المراد به المحدثات الباطلة والبدع المذمومة

wa fii haadzal-hadiitsi takhsiisu qaulihii sallallaaahu alaihi wa sallam kullu muhdatsatin bid'atun wa kullu bid'atin dholaalalatun wa annal-murooda bihii al-muhdatsaatul-baatilatu wal-bida'ul-madzmuumatu

Artinya : Dan didalam hadis diatas td membuat khusus jangkauan sabda nabi : setiap yang baru adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat dan sesungguhnya maksud dengan hadis ini adalah perkara baru yang bathil dan bid'ah yang tercela

referensi kitab : Al-minhaaju syarhu shohiihil-muslim jilid 7 hal 104
Disqus Comments