Antara Puasa Daud dan Puasa Senin-Kamis

Puasa dawud dan puasa Senin-Kamis merupakan puasa sunah yang disyariatkan sesuai hadis Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ صِيَامُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا

"Puasa yang paling utama adalah puasa Dawud as. Beliau berpuasa sehari dan tidak berpuasa pada hari (berikutnya)". (HR. An-Nasa’i)

Begitu pula dengan puasa senin dan kamis, Rasulullah SAW. bersabda ketika ditanya tentang puasa di hari Senin: "(Senin) adalah hari dimana aku dilahirkan dan hari dimana aku diutus"
(HR. Muslim).

Dalam hadis lain beliau juga bersabda: "Sesungguhnya amal perbuatan diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis"
(HR. Tirmidzi).

Terjadi perbedaan pendapat antara ulama ketika terjadi sebuah pelaksanaan yang membuat berpuasa selama tiga hari berturut-turut, misalnya melaksanakan puasa Dawud pada hari Ahad, semestinya dengan meninjau tata cara puasa dawud, keesokan harinya tidak perlu berpuasa meskipun bertepatan pada Senin.

Dalam hal ini Para ulama berbeda pendapat dalam menyikapi.

Pertama, tetap disunahkan sebab meninjau dalil tentang kekhususan puasa hari Senin atau Kamis. Pendapat ini sebagaimana disampaikan oleh al-Imam Ar-Ramli dalam salah satu fatwanya.

Kedua, sebagaimana dijelaskan oleh al-Imam Qalyubi dan lainnya, bahwa justeru yang lebih utama tidak berpuasa untuk menjaga dan menyempurnakan (tata cara) puasa Dawud yang tengah dilakukan sebelumnya.

Dan sebagaimana maklum, amal ibadah yang telah diajarkan langsung oleh Rasulullah dan diwariskan kepada para ulama mulai dulu kala hingga kini tentunya tidak perlu mendapatkan ijazah.

Wallâhu a’lam.

Referensi:Tuhfatul Habîb ‘alâ Syarhil Khathîb, 156: III, (Maktabah Asy-Syamilah)
Hasyiyatul Jamal ‘alâ al-Manhaj, 463: IV, (Maktabah Asy-Syamilah)
Hasyiyatul Qalyubi ‘ala al-Mihhaj, 94: II (Maktabah Asy-Syamilah)
Disqus Comments