Tatacara Di Dalam Menggunakan Hadits Dhoif

Dalam menggunakan sebuah hadits dalam berargumen atau berpendapat atau memberikan hujjah dengan membawakan sebuah hadits yang memiliki kualitas dhoif, maka ada sebuah tatacara tersendiri dalam menggunakannya, walaupun penggunaan hadits tersebut dengan tujuan fadoilul a'mal.

Tatacara penggunaan hadits yang berkualitas dhoif apabila memang digunakan, maka hadits dhoif yang digunakan tidak boleh disandarkan langsung kepada nabi, harus demgan sigot/susunan kata majhul

إذا كان الحديث ضعيفا لا يقال فيه قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أو فعل أو امر أو نهي أو حكم وما أشبه ذلك من صيغ الجزم:

idzaa kaanal hadiitsu dho'iifan laa yuqoolu fiihi qoola rosuulullaah aw fa'ala aw amara aw nahaa aw hakama wa maa asybaha dzaalika min siyagil jazmi

apabila ada hadis dhoif ... maka tidak boleh disandarkan rasulullah, dalam artian tidak boleh dikatakan Rosulullah bersabda, rasulullah melakukan, rasulullah melarang, rasulullah menghukumkan dan kalimat yang serupa dari kalimat-kalimat pasti...

(maka tidak boleh hadis dhoif disandarkan kepada nabi, sahabat dan tabi'in... yang boleh hanyalah,,, hadis dhoif dibawakan dengan susunan cacat seperti diceritakan, dikutip, disebutkan dll )

sumber : al-majmu'u syahul muhadzzabi juz 1 hal 63 Imam Nawawi
Disqus Comments